Tidak sedikit orang masih terjebak dalam mitos, termasuk
soal seks. Namun yang menarik, banyak di antara kita justru lebih suka
mencari tahu berbagai mitos soal seks. Terlepas dari apakah itu fakta
atau karangan belaka, banyak orang begitu senang menyebarkan rumor soal
seks. Lucunya, masalah yang dialami akibat pemikiran keliru yang
mengagumkan ini justru menjadi standar acuan dalam kehidupan percintaan.
Bagaimana Anda tahu bahwa pengetahuan seks tersebut adalah kebenaran?
Beberapa mitos yang beredar memang terdengar sangat logis, namun terkadang logika kita sendirilah yang menipu kita, berikut adalah beberapa mitos seks yang sering kita dengar:
1. 'Buang di luar'
Mitos yang berkembang: Banyak pria percaya bahwa dengan metode kontrasepsi ini wanita tidak dapat hamil, logika kita mengasumsikan bahwa jika tidak ada sperma yang masuk ke dalam vagina maka tidak akan terjadi proses pembuahan.
Kenyataan: Perlu diketahui semua pria mengalami momen pra-ejakulasi di mana 'mr.p' mengeluarkan sedikit cairan (lubricant), di dalam cairan tersebut terkandung sebagian sperma hidup yang siap membuahi sel telur. Ejakulasi di dalam vagina tentu saja memiliki tingkat terjadinya kehamilan yang lebih tinggi, tetapi mengangkat 'mr.p' sebelum ejakulasi tidak 100% menjamin Anda dari kemungkinan terjadinya pembuahan. (be careful bro..)
2. Payudara kecil lebih sensitif
Mitos yang berkembang: Kebanyakan pria berpikir payudara kecil lebih sensitif karena kepadatannya.
Kenyataan: Fakta ilmiah membuktikan bahwa rata-rata payudara wanita menerima jumalah neuron sensorik yang sama terlepas bentuk dan ukuran payudara mereka. Payudara, terutama bagian puting merupakan bagian sensitif bagi kebanyakan wanita. Tingkat sensitivitas payudara wanita berubah sepanjang siklus mereka: pada saat-saaat tertentu payudara akan membesar atau mengecil, padat dan lembut, dan terkadang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual. Alasan logis mengapa mitos ini berkembang: terjadi perubahan drastis pada payudara yang berukuran lebih kecil ketika menerima rangsangan (mengeras). Perubahan bentuk tidak tampak pada payudara yang lebih besar ketika mereka menerima rangsangan, sehingga menciptakan ilusi bahawa payudara besar kurang sensitif karena tidak menunjukan banyak respon terhadap rangsangan.
3. Wanita membutuhkan foreplay yang lama
Mitos yang berkembang: Semenjak revoulusi seks, banyak pendapat yang mengklaim bahwa wanita membutuhkan 'pemanasan' yang lama dibandingkan pria.
Kenyataan: Sesekali, melakukan hubungan seks spontan dapat diterima oleh wanita, selain itu beberapa wanita hanya menginginkan sedikit foreplay sebelum bercinta. Jangan salah kaprah! fakta ini bukan berarti Anda tidak perlu melakukan foreplay sama sekali. Namun, kenyataanya beberapa wanita tidak menginginkan proses foreplay yang terlalu lama.
4. Wanita menginginkan orgasme berkali-kali
Mitos yang berkembang: Kebanyakan pria berasumsi bahwa pria akan lebih jantan jika dapat memberikan pasangan mereka banyak orgasme dalam satu sesi.
Kenyataan: Hanya karena wanita mampu mengalami multiple orgasme, bukan berarti mereka selalu menginginkannya. Satu orgasme baik, dua mungkin lebih baik, tetapi lebih dari itu justru membuat mereka bosan dan cenderung terlalu dipaksakakan. Kecuali wanita benar-benar menginginkannya, setelah satu atau dua orgasme kebanyakan wanita merasakan apa yang pria rasakan setelah mengalami ejakulasi.
5. Ejakulasi mempengaruhi kemampuan atletik
Mitos yang berkembang: Ini merupakan salah satu 'kepercayaan timur' dimana ejakulasi dipercaya menguras kekuatan laki-laki dengan menurunkan kadar testosteron di dalam tubuh. Mitos ini memang banyak dipercaya, sebagai contoh beberapa atlet melakukan puasa seks sebelum pertandingan guna menjaga performanya.
Kenyataanya: Anda merasa ngantuk setelah mengalami ejakulasi, fakta ini memang benar tetapi penyebab rasa kantuk adalah zat kimia yang dikeluarkan tubuh selama proses ejakulasi. fenomena inilah yang memberikan asumsi di benak kita bahwa pria kehilangan energi setelah ejakulasi. Mengenai turunnya kadar testosteron studi ilmiah justru menunjukan hal sebaliknya, seks justru dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh pria.
Beberapa mitos yang beredar memang terdengar sangat logis, namun terkadang logika kita sendirilah yang menipu kita, berikut adalah beberapa mitos seks yang sering kita dengar:
1. 'Buang di luar'
Mitos yang berkembang: Banyak pria percaya bahwa dengan metode kontrasepsi ini wanita tidak dapat hamil, logika kita mengasumsikan bahwa jika tidak ada sperma yang masuk ke dalam vagina maka tidak akan terjadi proses pembuahan.
Kenyataan: Perlu diketahui semua pria mengalami momen pra-ejakulasi di mana 'mr.p' mengeluarkan sedikit cairan (lubricant), di dalam cairan tersebut terkandung sebagian sperma hidup yang siap membuahi sel telur. Ejakulasi di dalam vagina tentu saja memiliki tingkat terjadinya kehamilan yang lebih tinggi, tetapi mengangkat 'mr.p' sebelum ejakulasi tidak 100% menjamin Anda dari kemungkinan terjadinya pembuahan. (be careful bro..)
2. Payudara kecil lebih sensitif
Mitos yang berkembang: Kebanyakan pria berpikir payudara kecil lebih sensitif karena kepadatannya.
Kenyataan: Fakta ilmiah membuktikan bahwa rata-rata payudara wanita menerima jumalah neuron sensorik yang sama terlepas bentuk dan ukuran payudara mereka. Payudara, terutama bagian puting merupakan bagian sensitif bagi kebanyakan wanita. Tingkat sensitivitas payudara wanita berubah sepanjang siklus mereka: pada saat-saaat tertentu payudara akan membesar atau mengecil, padat dan lembut, dan terkadang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual. Alasan logis mengapa mitos ini berkembang: terjadi perubahan drastis pada payudara yang berukuran lebih kecil ketika menerima rangsangan (mengeras). Perubahan bentuk tidak tampak pada payudara yang lebih besar ketika mereka menerima rangsangan, sehingga menciptakan ilusi bahawa payudara besar kurang sensitif karena tidak menunjukan banyak respon terhadap rangsangan.
3. Wanita membutuhkan foreplay yang lama
Mitos yang berkembang: Semenjak revoulusi seks, banyak pendapat yang mengklaim bahwa wanita membutuhkan 'pemanasan' yang lama dibandingkan pria.
Kenyataan: Sesekali, melakukan hubungan seks spontan dapat diterima oleh wanita, selain itu beberapa wanita hanya menginginkan sedikit foreplay sebelum bercinta. Jangan salah kaprah! fakta ini bukan berarti Anda tidak perlu melakukan foreplay sama sekali. Namun, kenyataanya beberapa wanita tidak menginginkan proses foreplay yang terlalu lama.
4. Wanita menginginkan orgasme berkali-kali
Mitos yang berkembang: Kebanyakan pria berasumsi bahwa pria akan lebih jantan jika dapat memberikan pasangan mereka banyak orgasme dalam satu sesi.
Kenyataan: Hanya karena wanita mampu mengalami multiple orgasme, bukan berarti mereka selalu menginginkannya. Satu orgasme baik, dua mungkin lebih baik, tetapi lebih dari itu justru membuat mereka bosan dan cenderung terlalu dipaksakakan. Kecuali wanita benar-benar menginginkannya, setelah satu atau dua orgasme kebanyakan wanita merasakan apa yang pria rasakan setelah mengalami ejakulasi.
5. Ejakulasi mempengaruhi kemampuan atletik
Mitos yang berkembang: Ini merupakan salah satu 'kepercayaan timur' dimana ejakulasi dipercaya menguras kekuatan laki-laki dengan menurunkan kadar testosteron di dalam tubuh. Mitos ini memang banyak dipercaya, sebagai contoh beberapa atlet melakukan puasa seks sebelum pertandingan guna menjaga performanya.
Kenyataanya: Anda merasa ngantuk setelah mengalami ejakulasi, fakta ini memang benar tetapi penyebab rasa kantuk adalah zat kimia yang dikeluarkan tubuh selama proses ejakulasi. fenomena inilah yang memberikan asumsi di benak kita bahwa pria kehilangan energi setelah ejakulasi. Mengenai turunnya kadar testosteron studi ilmiah justru menunjukan hal sebaliknya, seks justru dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh pria.
source : Malezones.com
0 komentar:
Post a Comment