Istana Batutulis begitu melegenda. Bangunan tempo dulu nan asri itu menyimpan sejuta cerita. Tak banyak orang tahu suasana istana. Soekarno. Hanya orang tua zaman dulu yang bisa berkisah.
Di Istana Batutulis, keretakan itu terjadi. Keharmonisan hubungan Prabowo-Megawati tak lagi terjalin. Semua berawal dari munculnya nama Jokowi sebagai presiden yang diusung PDIP. Prabowo menuding Megawati mengingkari janji yang dibuat bersama di istana itu.
Sejak saat itu, nama Istana Batutulis kembali jadi pembicaraan. Padahal, di balik itu semua, ada sejarah yang patut disimak dari keberadaan istana itu. Salah satunya, sosok Presiden pertama RI Soekarno yang tak bisa dilepaskan begitu saja dari Istana Batutulis.
Beberapa catatan sejarah yang didapat para sejarawan pun menjadi pelengkap informasi seputar Istana Batutulis. Hingga saat ini, istana yang berada di Jalan Batutulis Bogor itu masih sering dikunjungi putri Megawati.
"Keberadaan Istana Batutulis memang memiliki sejarah panjang. Bahkan ada yang menyebutkan bangunan ini berada tepat di mana Kerajaan Pajajaran dulu berada. Namun sejarah mencatat Istana Batutulis ini dibangun oleh orang Belanda bernama Van Riebeeck sekitar tahun 1704. Riebeek saat itu diutus pemerintah Belanda untuk mengamati Gunung Salak yang meletus tahun 1699," jelas sejarawan Kota Bogor, Dadang H Padmanagara.
Berdirinya Istana Batutulis juga disimbolkan Riebeek sebagai tanda Gunung Salak sudah aman. Nama Batutulis sendiri merupakan ide Bung Karno. Dia begitu terpesona dengan bangunan di kaki Gunung Salak ini. Bung Karno pun sering berada di Istana Batutulis.
"Bahkan sempat Bung Karno menulis pesan ingin dimakamkan di lokasi Istana Batutulis bila meninggal. Namun pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto melalui Keppres No 44 Tahun 1970 memilih Blitar sebagai tempat dimakamkannya Bung Karno," sebut Dadang.
Istana Batutulis menjadi tempat pengasingan Bung Karno setelah lengser dari kursi presiden. Bahkan keluarga besar Bung Karno pun sempat tinggal di bangunan ini. Pada masa Orde Baru, Istana Batutulis dikuasai pemerintah dan diakui sebagai aset negara. Baru pada 1980-an, semasa pemerintahan Gus Dur, Istana Batutulis dikembalikan ke keluarga Bung Karno.
Suasana di dalam bangunan Istana Batutulis terlihat asri. Pepohonan yang menyerupai hutan mini menambah kesejukan udara di sekitar bangunan. Ada empat bagian istana. Satu bangunan utama dan tiga bangunan kecil.
Di salah satu sudut bangunan utama, terdapat satu teras yang menghadap langsung ke arah Gunung Salak. Di sana, terdapat satu kursi goyang. Konon kursi goyang itu selalu diduduki Bung Karno setiap sore menjelang.
Cerita mistis pun sering tercipta dari suasana keasrian bangunan Belanda ini. Bila kursi goyang itu berputar sendiri, pertanda akan ada hujan badai di wilayah Bogor. Begitu juga ketika tiba-tiba muncul bekas telapak kaki raksasa di tahun 1980-an.
"Telapak kaki yang besar itu muncul ketika hujan badai melanda Bogor. Beberapa warga melihat kilatan cahaya yang tepat mengarah di telapak besar itu. Cerita mistis seperti itulah yang mewarnai keberadaan Istana Batutulis," papar Dadang.
Masih banyak cerita aneh dituturkan orang-orang tua zaman dulu soal kondisi istana. Konon, di dalam istana terdapat hutan kecil atau perkebunan yang dipenuhi pepohonan buah-buahan. Macam-macam jenisnya. Ada kemang, pala, gandaria, kecapi, dan sejenis pohon sengon.
Di area Istana Batu Tulis juga terdapat kolam ikan seluas 10 x 5 meter. Patung wanita tanpa busana berdiri di pinggirnya. Tak jauh dari kolam juga terdapat patung dua rusa tutul.
"Di dalam kolam itu, kata orang-orang sekitar istana ada ular besar, bahkan pada malam hari sering terdengar suara binatang seperti buaya bermain air. Tapi sekali lagi itu belum diketahui persis kebenarannya," katanya.
Di Istana Batutulis, keretakan itu terjadi. Keharmonisan hubungan Prabowo-Megawati tak lagi terjalin. Semua berawal dari munculnya nama Jokowi sebagai presiden yang diusung PDIP. Prabowo menuding Megawati mengingkari janji yang dibuat bersama di istana itu.
Sejak saat itu, nama Istana Batutulis kembali jadi pembicaraan. Padahal, di balik itu semua, ada sejarah yang patut disimak dari keberadaan istana itu. Salah satunya, sosok Presiden pertama RI Soekarno yang tak bisa dilepaskan begitu saja dari Istana Batutulis.
Prasasti Batu Tulis Ciaruteun |
"Keberadaan Istana Batutulis memang memiliki sejarah panjang. Bahkan ada yang menyebutkan bangunan ini berada tepat di mana Kerajaan Pajajaran dulu berada. Namun sejarah mencatat Istana Batutulis ini dibangun oleh orang Belanda bernama Van Riebeeck sekitar tahun 1704. Riebeek saat itu diutus pemerintah Belanda untuk mengamati Gunung Salak yang meletus tahun 1699," jelas sejarawan Kota Bogor, Dadang H Padmanagara.
Berdirinya Istana Batutulis juga disimbolkan Riebeek sebagai tanda Gunung Salak sudah aman. Nama Batutulis sendiri merupakan ide Bung Karno. Dia begitu terpesona dengan bangunan di kaki Gunung Salak ini. Bung Karno pun sering berada di Istana Batutulis.
"Bahkan sempat Bung Karno menulis pesan ingin dimakamkan di lokasi Istana Batutulis bila meninggal. Namun pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto melalui Keppres No 44 Tahun 1970 memilih Blitar sebagai tempat dimakamkannya Bung Karno," sebut Dadang.
Istana Batutulis menjadi tempat pengasingan Bung Karno setelah lengser dari kursi presiden. Bahkan keluarga besar Bung Karno pun sempat tinggal di bangunan ini. Pada masa Orde Baru, Istana Batutulis dikuasai pemerintah dan diakui sebagai aset negara. Baru pada 1980-an, semasa pemerintahan Gus Dur, Istana Batutulis dikembalikan ke keluarga Bung Karno.
Suasana di dalam bangunan Istana Batutulis terlihat asri. Pepohonan yang menyerupai hutan mini menambah kesejukan udara di sekitar bangunan. Ada empat bagian istana. Satu bangunan utama dan tiga bangunan kecil.
Di salah satu sudut bangunan utama, terdapat satu teras yang menghadap langsung ke arah Gunung Salak. Di sana, terdapat satu kursi goyang. Konon kursi goyang itu selalu diduduki Bung Karno setiap sore menjelang.
Cerita mistis pun sering tercipta dari suasana keasrian bangunan Belanda ini. Bila kursi goyang itu berputar sendiri, pertanda akan ada hujan badai di wilayah Bogor. Begitu juga ketika tiba-tiba muncul bekas telapak kaki raksasa di tahun 1980-an.
"Telapak kaki yang besar itu muncul ketika hujan badai melanda Bogor. Beberapa warga melihat kilatan cahaya yang tepat mengarah di telapak besar itu. Cerita mistis seperti itulah yang mewarnai keberadaan Istana Batutulis," papar Dadang.
Masih banyak cerita aneh dituturkan orang-orang tua zaman dulu soal kondisi istana. Konon, di dalam istana terdapat hutan kecil atau perkebunan yang dipenuhi pepohonan buah-buahan. Macam-macam jenisnya. Ada kemang, pala, gandaria, kecapi, dan sejenis pohon sengon.
Di area Istana Batu Tulis juga terdapat kolam ikan seluas 10 x 5 meter. Patung wanita tanpa busana berdiri di pinggirnya. Tak jauh dari kolam juga terdapat patung dua rusa tutul.
"Di dalam kolam itu, kata orang-orang sekitar istana ada ular besar, bahkan pada malam hari sering terdengar suara binatang seperti buaya bermain air. Tapi sekali lagi itu belum diketahui persis kebenarannya," katanya.
0 komentar:
Post a Comment