Thursday, 30 April 2015

Sejarah 'May Day' Hari Buruh Internasional



Hari Buruh 'May Day' dirayakan setiap tanggal 1 Mei, dan mengapa 1 mei? Bahkan di beberapa negara, termasuk Indonesia hari buruh ini adalah hari libur nasional, sebagai dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan sosial dan ekonomi para buruh.

Sejarah Awal  May Day

Di zaman Roma kuno, hari pertama bulan Mei jatuh pada festival Floralia, dinamai demikian untuk menghormati Flora, dewi musim semi dan bunga. Itulah waktu untuk bernyanyi, menari, dan mengadakan parade bunga. Para pelacur Romawi khususnya menikmati festival ini, karena mereka menganggap Flora sebagai dewi pelindung mereka.

Pada waktu orang Romawi menaklukkan negeri-negeri lain, mereka memperkenalkan kebiasaan mereka ini. Akan tetapi, di negeri-negeri Keltika, orang Romawi mendapati bahwa hari pertama bulan Mei telah dirayakan sebagai festival Beltane. Pada malam sebelum tanggal satu Mei, semua api dipadamkan, dan ketika matahari terbit, orang-orang menyalakan api unggun di puncak bukit-bukit atau di bawah pohon-pohon keramat untuk menyambut kehidupan yang diperbarui. Mereka membawa ternak ke padang rumput, dan memohon kepada dewa-dewi untuk melindungi ternak itu. Tidak lama kemudian, Floralia menyatu dengan Beltane dan menjadi festival May Day.

Bagi orang yang berbahasa Jerman dan orang Skandinavia, Walpurga adalah festival yang mirip dengan Beltane. Pesta pada Malam Walpurga dimulai dengan menyalakan api-api unggun untuk mengusir tukang sihir dan roh jahat. Orang Eropa lainnya mengembangkan variasi kebiasaan May Day mereka sendiri, banyak di antaranya masih dipraktekkan.

Gereja Susunan Kristen tidak berdaya menghadapi pesta kafir semacam itu. ”May Day—atau Beltane—adalah hari paling serbaboleh dalam setahun, suatu festival yang tidak pernah dapat sepenuhnya dikendalikan oleh gereja Kristen dan kalangan berwenang lainnya,” kata surat kabar Guardian dari Inggris.

Kebiasaan dalam May Day
Pada Abad Pertengahan, kebiasaan-kebiasaan baru telah ditambahkan ke dalam festival yang kemudian menjadi hari libur favorit di Inggris. Kaum pria dan wanita bermalam di hutan-hutan setempat guna mengumpulkan bunga dan tangkai pohon yang berbunga untuk ’menyambut bulan Mei’ pada saat matahari terbit.* Amoralitas merebak, menurut selebaran The Anatomy of Abuses karya Philip Stubbes, seorang kaum Puritan. Para partisipan mendirikan Maypole (tiang berhiaskan untaian bunga) di tengah desa, dan hal ini menjadi pusat acara tari dan permainan sepanjang hari itu. Stubbes menyebut tiang itu sebagai ”berhala bau busuk ini”. Orang-orang memilih seorang ratu Mei dan sering kali seorang raja Mei untuk memimpin pesta. Kebiasaan ini juga umum di tempat-tempat lain di Eropa.

Apa makna penting dari kebiasaan May Day ini? Encyclopædia Britannica menjelaskan, ”Pada mulanya, ritus semacam itu dilakukan untuk memastikan kesuburan tanaman, lalu diperluas untuk kesuburan ternak dan manusia, tetapi makna penting ini dalam kebanyakan kasus lambat laun menghilang, dan praktek-praktek ini tetap dilakukan sekadar sebagai perayaan populer.”

Pasang Surut
Para Reformis Protestan mencoba memberantas perayaan yang dianggap kafir ini. Pengikut Calvin di Skotlandia melarangkan May Day pada tahun 1555. Kemudian, Parlemen Inggris yang dikuasai kaum Puritan melarangkan Maypole pada tahun 1644. Pada waktu Inggris tidak memiliki seorang raja selama periode Negara Persemakmuran, ”praktek-praktek ketidaksenonohan” May Day dibatasi. Akan tetapi, monarki memulihkan Maypole pada tahun 1660.

Pesta-pesta Maypole lambat laut merosot selama abad ke-18 dan awal abad ke-19 tetapi dihidupkan kembali pada masa-masa belakangan dengan semangat yang lebih bermoral. Banyak kebiasaan yang dianggap sebagai kebiasaan May Day tradisional, seperti anak-anak menari mengitari Maypole sambil melilitkan pita-pita berwarna semarak, berasal dari masa-masa belakangan ini. Akan tetapi, para pakar cerita rakyat yang meneliti sejarah May Day kuno menemukan banyak asal usul kafir dalam perayaan itu.

Para imigran Eropa memperkenalkan kebiasaan May Day mereka ke negeri-negeri baru, dan sebagian keturunan mereka masih merayakan May Day dengan cara tradisional. Akan tetapi, di banyak negeri, May Day, atau hari Senin pertama setelah tanggal 1 Mei, dianggap hanya sebagai hari libur buruh.

Sejarah May Day Modern  
Lahirnya May Day dari berbagai rangkaian perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis atas hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.

Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan “pengganggu ketenangan masyarakat”.

Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missoury dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari “United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America”. Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.

Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertuliskan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.

Parade Hari Buruh Pertama di Dunia (sumber: blogspot.com)

Parade Hari Buruh Pertama di Dunia (sumber: blogspot.com)

Pada1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.

Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labour Unions, untuk selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 [Federation of Organized Trades and Labor Unions yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.


Sumber: blogspot.com




Peristiwa Haymarket
Sumber: blogspot.com
Tuntutan ini terkait dengan kondisi saat itu, ketika kaum buruh dipaksa bekerja selama 12 sampai 16 jam per hari. Demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak April 1886 pada awalnya didukung oleh sekitar 250-an ribu buruh, menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam perhari.

Dalam jangka waktu dua minggu membesar menjadi sekitar 350-an ribu buruh di Amerika Serikat (ada yang menyebutnya 400.000-an buruh). Kota Chicago adalah jantung gerakan diikuti oleh sekitar 90 ribu buruh. Di New York, demonstrasi yang sama diikuti oleh sekitar 10 ribu buruh, di Detroit diikuti 11 ribu buruh. Demonstrasi pun menjalar ke berbagai kota seperti Louisville dan di Baltimore demonstrasi mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam. Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh hampir setengah juta (400-an ribu) buruh di negeri tersebut. Aksi ini berlangsung di bunderan lapangan Haymarket. aksi ini jaga ditujukan sebagai bentuk protes tindakan represif polisi terhadap buruh. Semula aksi ini berjalan dengan damai.

Sumber: blogspot.com
Perkembangan ini memancing reaksi yang juga besar dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu. Melalui Chicago’s Commercial Club, dikeluarkan dana sekitar US$ 2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi. Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan korban dan kerusuhan. Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi dan memerintahkan agar demonstran membubarkan diri. 

Sumber: kaskus.com
Kemudian, pada tanggal 4 Mei 1886, karena cuaca buruk banyak partisipan aksi membubarkan diri dan kerumunan tersisa sekitar ratusan orang. Pada saat itulah, 180 polisi datang dan menyuruh pertemuan dibubarkan. Ketika pembicara terakhir hendak turun mimbar, menuruti peringatan polisi tersebut, sebuah bom meledak di barisan polisi. 1 orang terbunuh dan melukai 70 orang diantaranya. Polisi menyikapi ledakan bom tersebut dengan membabi-buta menembaki kerumunan pekerja yang berkumpul, sehingga 200 orang terluka, dan banyak yang tewas. Para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir.

Dengan tuduhan terlibat dalam pemboman delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan, sebagian dihukum mati. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh. Namun kaum buruh tidak begitu saja menyerah dan pada tahun 1888 kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890.

Sumber: blogspot.com
Rangkaian demonstrasi yang terjadi pada saat itu, tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Bahkan menurut Rosa Luxemburg (1894), demonstrasi menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam perhari tersebut sebenarnya diinsipirasikan oleh demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. Tuntutan pengurangan jam kerja juga singgah di Eropa. Saat itu, gerakan buruh di Eropa tengah menguat. Tentu saja, fenomena ini semakin mengentalkan kesatuan dalam gerakan buruh se-dunia dalam satu perjuangan.

Penangkapan

Sumber: kaskus.com
Pengadilan spektakuler kedelapan anarkis tersebut adalah salah satu sejarah buram lembaga peradilan AS yang sangat dipengaruhi kelas borjuis Chicago. Pada 21 Juni 1886, tanpa ada bukti-bukti kuat yang dapat mengasosiasikan kedelapan anarkis dengan insiden tersebut (dari kedelapan orang, hanya satu yang hadir. Dan Ia berada di mimbar pembicara ketika insiden terjadi), pengadilan menjatuhi hukuman mati kepada para tertuduh. Pada 11 November 1887, Albert Parsons, August Spies, Adolf Fischer, dan George Engel dihukum gantung. Louise Lingg menggantung dirinya di penjara.

Sekitar 250.000 orang berkerumun mengiringi prosesi pemakaman Albert Parsons sambil mengekspresikan kekecewaan terhadap praktik korup pengadilan AS. 

Kampanye-kampanye untuk membebaskan mereka yang masih berada di dalam tahanan, terus berlangsung. Pada Juni 1893, Gubernur Altgeld, yang membebaskan sisa tahanan peristiwa Haymarket, mengeluarkan pernyataan bahwa, “mereka yang telah dibebaskan, bukanlah karena mereka telah diampuni, melainkan karena mereka sama sekali tidak bersalah.” Ia meneruskan klaim bahwa mereka yang telah dihukum gantung dan yang sekarang dibebaskan adalah korban dari ‘hakim-hakim serta para juri yang disuap.’ Tindakan ini mengakhiri karier politiknya.

Sumber: blogspot.com
Bagi kaum revolusioner dan aktifis gerakan pekerja saat itu, tragedi Haymarket bukanlah sekadar sebuah drama perjuangan tuntunan ‘Delapan Jam Sehari’, tetapi sebuah harapan untuk memerjuangkan dunia baru yang lebih baik. 

Pada Kongres Internasional Kedua di Paris, 1889, 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur pekerja. Penetapan untuk memperingati para martir Haymarket di mana bendera merah menjadi simbol setiap tumpah darah kelas pekerja yang berjuang demi hak-haknya.

Meskipun begitu, komitmen Internasional Kedua kepada tradisi May Day diwarisi dengan semangat berbeda. Kaum Sosial Demokrat Jerman, elemen yang cukup berpengaruh di Organisasi Internasional Kedua, mengirim jutaan pekerja untuk mati di medan perang demi ‘Negara dan Bangsa.’ Setelah dua Perang Dunia berlalu, May Day hanya menjadi tradisi usang, di mana serikat buruh dan partai Kiri memanfaatkan momentum tersebut demi kepentingan ideologis. Terutama di era Stalinis, di mana banyak dari organisasi anarkis dan gerakan pekerja radikal dibabat habis di bawah pemerintahan partai komunis. Hingga hari ini, tradisi May Day telah direduksi menjadi sekadar ‘Hari Buruh’, dan bukan lagi sebuah hari peringatan kelas pekerja atau proletar untuk menghapuskan kelas dan kapitalisme.

Terdakwa
Delapan orang pemimpin buruh yang didakwa dan dijatuhi hukuman mati adalah :
August Spies, imigran berkebangsaan Jerman, tewas digantung.
Albert Parsons, warga A.S, tewas digantung.
Adolph Fischer, imigran berkebangsaan Jerman, tewas digantung
George Engel, imigran berkebangsaan Jerman, tewas digantung.
Louis Lingg, imigran berkebangsaan Jerman, bunuh diri dengan menggunakan dinamit saat berada di dalam penjara.
Michael Schwab, imigran berkebangsaan Jerman, diberi keringanan hukuman dari hukuman mati menjadi hukuman kurungan penjara seumur hidup, kemudian diampuni pada tahun 1893.
Samuel Fielden, imigran berkebangsaan Inggris, diberi keringanan hukuman ,dari hukuman mati menjadi hukuman kurungan penjara seumur hidup, kemudian diampuni pada tahun 1893.
Oscar Neebe, warga A.S. keturunan Jerman, dihukum 15 tahun penjara kemudian diampuni pada tahun 1893.

Kongres Sosialis Dunia, Peristiwa monumental yang menjadi puncak dari persatuan gerakan buruh dunia adalah penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional pada bulan Juli 1889. Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris ini dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negeri menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:
“Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.”
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.


Sumber: blogspot.com
Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO no. 01 tahun 1919 dan Konvensi no. 47 tahun 1935. Khususnya untuk konvensi no. 47 tahun 1935, sampai saat ini, baru 14 negara yang menandatangani konvensi tersebut. Ditetapkannya konvensi tersebut merupakan suatu pengakuan internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan kaum buruh se-dunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Penetapan 8 jam kerja per hari sebagai salah satu ketentuan pokok dalam hubungan industrial perburuhan adalah penanda berakhirnya bentuk-bentuk kerja-paksa dan perbudakan yang bersembunyi di balik hubungan industrial.

Masalahnya saat ini, semakin banyak buruh yang terpaksa bekerja lebih dari 8 jam perhari. Hal ini disebabkan oleh memburuknya krisis imperialisme yang menekan upah dan mempertinggi biaya kebutuhan pokok untuk kehidupan.

 

source :

Kenapa Selingkuh Itu Enak?



Padahal kita tahu perselingkuhan merupakan penyebab paling umum hancurnya sebuah hubungan. Kesetiaan yang sudah tidak ada lagi dan hal itu sudah terbongkar membuat pasangan asli tidak terima dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sedang dijalani.

Berdasarkan fakta yang sudah ada, perselingkuhan dijaman modern ini semakin menjadi. Tentu saja hal itu dipengaruhi oleh alat bantu yang semakin canggih dan itu sangat membantu untuk membuka kesempatan Orang-orang untuk selingkuh. Dan dari banyak pengamatan termasuk ratting artikel madjongke.com tentang kesetiaan menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang ingin selingkuh. Orang setia sangat sulit ditemukan.

Kembali ke masalah "Selingkuh itu indah". Ternyata Orang mengakui dan membenarkan kalimat itu banyak alasannya dan bisa dicari-cari, berikut ini alasan kenapa selingkuh itu bisa dikatakan indah.

1. Untuk Lak-laki, selingkuh itu identik dengan eksistensi diri yang berani menerima tantangan, senang berpetualang dan merasakan sensasi deg-degan yang menegangkan. Makin ‘terancam’ selingkuh itu konon makin menyenangkan.

Untuk perempuan, selingkuh itu sebagai ajang pembalasan atas kelakuan laki-laki. Sebagian besar perempuan yang selingkuh, merasa apa yang dilakukannya wajar-wajar saja karena toh laki-laki juga melakukannya. Ya, sama-samalah istilahnya.

2. Selingkuh bisa mendapatkan apa yang tidak didapat dari pasangannya. Bermacam-macam pengalaman yang didapat. Bisa soal seks, soal kasih sayang, soal kelembutan, soal perhatian, soal kebinalan, soal tantangan dan soal-soal yang kadang-kadang tidak penting.

3. Selingkuh enak karena laki-laki atau perempuan bisa merasakan ‘high-pressure’ yang buat mereka justru adalah sensasi yang menyenangkan dan luar biasa. Padahal resikonya adalah ‘berantakan’ dengan pasangan masing-masing.

4. Pasangan yang selingkuh pada dasarnya adalah ‘sakit jiwa’ saja. Dengan alasan tidak mau hidup dan hubungan yang monoton dan biasa-biasa saja, mereka memilih selingkuh untuk membuat hidup, yang katanya ‘lebih hidup’.

5. Selingkuh sesungguhnya adalah kebodohan. Bodoh kenapa menikah dengan si A, bodoh kenapa pacaran dengan si C, dan bodoh kenapa memilih selingkuh dan tidak menjadi sosok yang setia saja.


"Selingkuh Enaknya Selangit, Kalau Ketahuan ya Amit-Amit"

7 Serangga yang Enak Dimakan, Berani Coba?


Dalam beberapa kasus orang memakan serangga karena kebutuhan (kelaparan) tapi dari hari ke hari orang semakin pintar mengolah segala bahan, termasuk serangga untuk dijadikan santapan lezat, menu makanan istimewa di saat - saat yang istimewa, terkadang makanan yang terbuat dari serangga ini begitu mahal harganya ....

Berikut 7 serangga yang tidak sekedar menjadi hama, tapi dapat juga disajikan santapan lezat sehari - hari.


1. Casu Marzu


Di Sardinia, Italia, mereka makan jenis keju susu domba yang disebut casu Marzu yang diketahui dicampur dengan larva serangga. Keju lunak ini telah difermentasi begitu lama yang telah benar-benar mulai membusuk, mengundang perkembangan larva serangga yang terlihat seperti cacing kecil menembus pada permukaan keju. beberapa orang menghilangkan larva sebelum makan keju, tetapi yang lain makan semuanya, belatung dan semua.



2. Tarantula Setengah Matang

Sebuah kelezatan Kamboja yang unik, tarantula awalnya hanya dikonsumsi selama wabah tetapi sejak menjadi makanan sehari-hari. Tarantulas come pre-baked – simply remove fangs, warm, and enjoy. Tarantula dihidangkan setengah matang - hanya dengan menghilangkans taring, dalam keadaan hangat langsung dinikmati.

Catatan: Menurut para Harold dan Holli, tarantula sebenarnya arakhnida, bukan serangga. Namun, tetap kita tidak akan mau makan itu


3. Scorpion Sucker

Kalajengking California yang sudah tidak berbahaya ini terbungkus dalam lapisan permen lezat.


Menurut daftar, kalajengking merupakan sumber makanan utama di banyak bagian dunia, jadi mengisap permen lolipop kalajengking seharusnya tidak mengotori Anda.


4.Rayap

Di Afrika dan bagian dari Indonesia, makan Rayap adalah cara hidup.Dikumpulkan pada awal musim hujan ketika sumber protein lainnya langka, rayap yang terbaik dimakan setelah dipanggang, atau digoreng.


5. Jangkrik Hamil
Di daerah timur laut Thailand, jangkrik sarat dengan telur dianggap sebagai makanan ringan yang lezat. Jangkrik ini ditangkap dan dikerngkan di alam kemudian dibersihkan, dimasak, dan sedikit asin. You can buy a bag of ready-to-eat pregnant crickets for less than $6.00. Anda dapat membeli sekantong penuh jangkrik hamil yang siap dimakan dengan harga kurang dari $ 6,00.


6. Snack Cacing Larvets


Cacing ini renyah dipanggang dan datang dalam berbagai rasa termasuk BBQ, Keju Cheddar, dan Spice Meksiko


7. Kumbang Air Raksasa


Di Thailand, kumbang ini dioleh dengan cara dikupas dan kemudian dimakan, baik digoreng atau dipanggang. rasanya digambarkan sebagai mirip dengan kerang

Berhubungan Seks Tiap Hari, Apa Manfaatnya?



Berhubungan seks setiap hari tidak hanya mendatangkan kesenangan semata. Bagi pasangan suami-istri, berhubungan seks setiap hari mendatangkan manfaat lain bagi kesehatan.

Dalam berbagai literatur disebutkan, berhubungan seks tidak hanya membantu tidur lebih nyenyak, meredakan stres, dan membakar kalori. Lebih dari itu, berhubungan seks setiap hari mendatangkan banyak manfaat seperti dikutip dari Times of India, Berikut ulasannya.

1. Tingkatkan kesehatan jantung

Studi baru mengatakan, seorang pria yang berhubungan seks setiap hari, atau lebih dari dua kali seminggu, kemungkinan kena serangan jantung sangatlah kecil, dibanding pria yang kurang berhubungan seks.

2. Tingkatkan kekebalan

Intensitas berhubungan seks memengaruhi tingkat antibodi dan kekebalan tubuh, yang nantinya membuat tubuh Anda lebih kuat menghadapi segala serangan virus dan bakteri yang dapat datangkan penyakit. Untuk itu, disarankan berhubungan seks setiap hari.

3. Kurangi stres

Jangan biarkan stres memengaruhi kinerja Anda di kamar tidur. Dengan berhubungan seks setiap hari, mood Anda akan bertambah, dan sejumlah penelitian menyebut kalau berhubungan seks dapat mengurangi stres.

4. Mengurangi rasa sakit

Jika Andfa menolak berhubungan seks dengan alasan sakit kepala, coba pikir dua kali. Saat Anda mengalami orgasme, tingkat hormon oksitosin meningkat lima kali lebih besar. Nantinya, endorpin membantu Anda terhindar dari rasa sakit dan nyeri yang menyiksa.

5. Umur panjang

Ketika seseorang orgasme, hormon dehydroepiandrosterone dilepaskan. Manfaatnya, imunitas meningkat, jaringan diperbaiki, dan menjaga kulit senantiasa sehat.

6. Tingkatkan sirkulasi darah

Ketika berhubungan seks setiap hari, darah segar disuplai ke organ dan sel. Tubuh pun akan mengusir racun dan bahan-bahan berbahaya lainnya.

7. Kadar estrogen dan testosteron meningkat

Berhubungan seks setiap hari meningkatkan kesehatan otot dan tulang, serta menjaga jantung tetap sehat. Pada wanita, berhubungan seks setiap hari akan menghasilkan estrogen yang dapat melindunginya dari penyakit jantung.

Jadi, apakah Anda akan berhubungan seks setiap hari?


original source : .liputan6.com

Manfaat Sehat Makan Pakai Tangan


Bagi Sebagian orang Indonesia makan dengan tangan mungkin sudah kebiasaan ya? Meski sudah ada sendok, garpu, dan pisau, makan dengan tangan memang memiliki keasyikan tersendiri. Di beberapa negara di Asia, makan dengan tangan memang merupakan sebuah tradisi.  

Namun, tanpa Anda sadari makan dengan tangan ternyata ada manfaat kesehatannya. dikutip dari metrotvnews.com, inilah ulasannya.


Tidak seperti ketika kita makan dengan sendok atau garpu, jari-jari akan bersentuhan dengan makanan sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Ujung saraf di jari-jari akan merasakan suhu dan tekstur makanan sehingga mempersiapkan otak untuk tahu untuk apa yang Anda akan makan.


Dengan begitu, tubuh pun akan siap memicu pelepasan cairan dan enzim pencernaan yang tepat. Selain itu, mulut juga tidak akan merasa kepanasan karena ketika makan dengan tangan, jari-jari merasakan apakah makanan terlalu panas.


Ketika makan dengan sendok atau garpu, makanan akan langsung masuk dari piring ke mulut sehingga Anda mungkin tidak menyadari jika terlalu panas.


Tubuh kita memiliki jenis bakteri yang melindungi dari bakteri berbahaya. Bakteri ini berada di tempat-tempat seperti tangan, mulut, tenggorokan, usus, usus, dan sistem pencernaan kita. Ketika makan dengan tangan, bakteri baik itu otomatis akan melindungi kita dari bakteri berbahaya.


Namun, tentu saja kita mesti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan untuk memastikan bahwa tangan tetap bersih dan higienis.


Makan dengan sendok garpu adalah proses yang lebih mekanis daripada makan dengan tangan. Ketika makan dengan tangan, Anda harus benar-benar memperhatikan apa yang dimakan. Kita juga akan lebih menyadari apa yang dimakan dan berapa banyak.

10 Gaya Tanda Tangan yang Wajib Dihindari


Tanda tangan ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang. Bentuk tanda tangan bisa menggambarkan karakter dalam menjalani kehidupan. Sehingga hanya dengan tanda tangan saja, seorang HRD perusahaan bisa memperkirakan berapa rata-rata gaji, posisi yang tepat, serta diterima atau tidak seorang pelamar dalam perusahaan.

Perlu anda ketahui bahwa goresan tangan anda pada secarik kertas dapat memberikan gambaran mengenai Karakteristik dan kepribadian anda. Hal ini berarti bahwa tulisan tangan anda bisa menceritakan tentang anda yang sebenarnya. Secara singkat, tanda tangan kita adalah cermin bagaimana kita ingin dilihat oleh dunia. Dan tulisan tangan kita sangat terkait erat dengan pikiran bawah sadar kita. Oleh karena itu, jika tanda tangan kita mencerminkan sinyal-sinyal yang baik, pikiran bawah sadar kita pun juga memancarkan sinyal baik serupa.

Hal ini diungkapkan oleh grapho coach terkemukan, Yosandy LS. Menurutnya setidaknya ada 10 hal yang harus dihindari ketika membuat tanda tangan. Apabila anda mempunyai salah satu dari 10 hal tersebut, sebaiknya mulailah untuk mengubahnya dari sekarang. Namun, jika tidak ingin melakukannya itu kembali kepada pribadi anda. Akan tetapi, jangan heran apabila keadaan finansial anda tidak akan berkembang. Dikutip dari situkanginfo, Berikut ini gaya tanda tangan yang seharusnya anda hindari.


  1. Ukuran Terlalu Besar atau Kecil
Ukuran besar kecilnya sebuah tanda tangan ternyata menunjukkan kepribadian orang tersebut. Apabila mempunyai ukuran tanda yangan yang jauh lebih besar dari tulisannya berarti orang tersebut berdifar egois, suka cari perhatian, manipulatif, dan terlalu percaya diri. Sebaliknya, apabila ukuran tanda tangannya terlalu kecil maka menunjukkan adanya krisis percaya diri dalam penampilannya di depan umum. Untuk itu, cobalah untuk mengubah tanda tangan sedikit lebih besar dari tulisan untuk menunjukkan bahwa anda mempunyai kenyakinan dan percaya diri yang baik.


2. Coretan Melengkung ke Bawah
Banyak orang yang membuat coretan akhir pada tanda tangan mereka. Salah satunya adalah coretan yang melengkung ke bawah. Coretan tersebut menandakan bahwa si pemiliknya mempunyai ketakutan ketika berusaha. Ia takut akan mengalami kegagalan ketika melakukan sebuah pekerjaan. Coretan ini mudah terlihat apabila tanda tangannya terbaca dan umumnya tampak pada huruf kecil seperti ‘g’, ‘j’. Atau ‘y’. Justru ketakutan tersebutlah yang membuat anda menjadi gagal dalam sebuah usaha. Untuk itu, mulai sekarang hindarilah membuat lengkungan ke bawah pada huruf-huruf tersebut agar meningkatkan keyakinan.


3. Coretan Mengarah ke Atas dan Terlalu Panjang
Hal selanjutnya yang harus dihindari adalah membuat coreta mengarah ke atas dan terlalu panjang. Sebenarnya coretan ini memiliki arti yang baik yaitu menunjukkan bahwa anda adalah orang yang suka menolong dan berjiwa sosial. Namun, kerugian yang akan didapatkan adalah akan lebih senang mengorbankan diri sendiri demi kepentingan orang lain. Apabila hal tersebut terjadi dalam dunia bisnis, tentu saja sifat tersebut akan merugikan anda dan membuat menyesal di kemudian hari.


4. Titik di Akhir Tanda Tangan
Banyak sekali orang yang menggunakan titik pada akhir tanda tangan mereka namun bukan untuk menandakan kependekan namanya. Hal itu menandakan bahwa si penulis adalah orang yang mudah curiga terhadap orang lain. Namun, ketika sudah percaya dengan seseorang makan ia akan menarug kepercayaan yang sangat besar. Hal tersebutt menunjukkan bahwa anda adalah orang yang mudah ‘dimanfaatkan’ orang lain sehingga dapat merugikan diri sendiri di kemudian hari.


5. Mencoret Sebagian atau Seluruh Tanda Tangan
Coba perhatikan tanda tangan anda, apakah ada bagian yang sengaja dicoret sebagai ciri khas? Jika ada, coretan yang sengaja dibuat di bagian tengah tanda tangan itu menandakan bahwa anda tidak puas dengan diri sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kurang percaya diri ketika dalam dunia pekerjaan. Untuk itu, mulai sekarang mulailah untuk lebih percaya diri dengan menghilangkan coretan tersebut.


6. Lingkaran
Coretan melingkar pada sebagian ataupun seluruh tanda tangan merupakan ciri dari seseoerang yang posesif atau over-protective. Semakin banyak bagian yang melingkari tanda tangan tersebut makan semakin besar sifat posesif yang dimiliki orang tersebut. Hal ini tentu bukan merupakan hal yang baik untuk karir atau usaha anda ke depannya.


7. Garis Bawah yang Pendek
Banyak orang yang mengakhiri tanda tangannya dengan menorehkan garis bawah yang pendek. Hal itu menandakan bahwa orang tersebut mempunyai jiwa pemimpin. Namun, ada hak yang perlu diwaspadai yaitu seseorang yang suka membuat garis bawah pendek pada tanda tangannya merupakan orang yang terlalu bossy atau suka memerintah. Tanda tangan seperti ini biasanya tidak disukai oleh karyawan yang anda pimpin.


8. Tanda Tangan yang Tersamar
Tanda tangan yang tersamar menandakan bahwa orang tersebut membatasi diri, terlalu membela diri di depan umum serta terlalu melindungi dirinya sendiri. Orang semacam ini biasanya akan sulit mempunyai teman karena sulit untuk membukan diri dan selalu merasa takut akan tersinggung atau hatinya terluka. Orang yang mempunyai tanda tangan seperti ini selalu mempunyai kecurigaan terhadap maksud dan tujuan orang-orang yang berada di sekiarnya. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap kesuksesan dirinya di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan akan membuat dirinya merasa terpencil.


9. Tanda Tangan yang "Kembali"
Banyak sekali orang yang membuat tanda tangan dengan menambahkan garis kembali dari kanan ke kiri tanpa mengangkat penanya. Hal tersebut ternyata mempunyai arti yaitu orang tersebut terperangkap oleh masa lalunya. Entah itu masa lalu yang baik atau pun buruk. Untuk itu, dari saat ini mulailah untuk mengubah tanda tangan tersebut dengan menggarisbawahi dimulai dari sebelah kiri ke kanan.


10. Tanda Tangan Cakar Ayam
Hal terakhir yang harus dihindari ketika membuat tanda tangan adalah tanda tangan ceker ayam. Hal itu banyak dilakukan oleh orang ketika dalam kondisi tergesa-gesa. Hal itu bisa disebabkan karena 2 alasan, yang pertama pikiran orang-orang seperti ini lebih cepat dibandingkan tangannya. Kedua, mereka tidak bisa bertanggungjawab mengenai kehidupan mereka. Mereka terlalu sibuk dengan dirinya sendiri dan jarang menyelesaikan tugasnya, akan tetapi di kemudian hari orang ini akan menyalahkan orang lain. Apabila anda memiliki tanda tangan seperti ini, sebaiknya ganti saja dengan tulisan nama lengkap. Hal ini dapat memperlambat anda, namun anda bisa menyelesaikan apapun yang dilakukan.


Itulah 10 hal yang harus dihindari ketika membuat sebuah tanda tangan. Jika tanda tangan anda memiliki seperti ciri-ciri di atas, alangkah lebih baiknya untuk mengubah tanda tangan tersebut dari sekarang. Hal itu bertujuan agar anda tidak rugi dikemudian hari.

Wednesday, 29 April 2015

Makna, Filosofi dan Simbolis Senjata 'Kujang'

Dalam Wacana dan Khasanah Kebudayaan Nusantara, Kujang diakui sebagai senjata tradisional masyarakat Jawa Barat, tepatnya di Pasundan (tatar Sunda) dan Kujang dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis.
Kujang pusakana urang sunda
Bentuk senjata ini cukup unik, dari segi desainnya tak ada yang menyamai senjata ini di daerah manapun. Tidak adanya kata yang tepat untuk menyebutkan nama senjata ini ke dalam bahasa International, sehingga Kujang dianggap sama pengertiannya dengan “sickle” (= arit / sabit), tentu ini sangat menyimpang jauh karena dari segi wujudnya pun berbeda dengan arit atau sabit. Tidak sama juga dengan “scimitar” yang bentuknya cembung. Dan di Indonesia sendiri arit atau sabit sebetulnya disebut “chelurit” (celurit). Mungkin untuk merespon kendala bahasa tersebut, tugas dan kewajiban budayawan sunda, dan media cetak lokal di tatar sunda yang harus lebih intensif mempublikasikannya senjata Kujang ini ke dunia International.

Asal muasal istilah Kujang berasal dari kata “Kudihyang” dengan akar kata “Kudi” dan “Hyang“. “Kudi” diambil dari bahasa Sunda Kuno yang memilii pengertian senjata yang mempunyai kekuatan gaib sakti, sebagai jimat, sebagai penolak bala, misalnya untuk menghalau musuh atau menghindari bahaya/penyakit. Senjata ini juga disimpan benda pusaka, yang digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkannya di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah atau dengan meletakkannya di atas tempat tidur (Hazeu, 1904 : 405-406) Sedangkan “Hyang” dapat disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa mitologi, namun bagi masyarakat Sunda Hyang mempunyai arti dan kedudukan di atas Dewa, hal ini tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” yang tercermin dalam naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan “Dewa bakti di Hyang”.

Secara umum, Kujang mempunyai pengertian sebagai pusaka yang mempunyai kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa (=Hyang), dan sebagai sebuah senjata, sejak dahulu hingga saat ini Kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan masyarakat Jawa Barat (Sunda). Sebagai lambang atau simbol dengan niali-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, Kujang dipakai sebagai salah satu estetika dalam beberapa lambang organisasi serta pemerintahan.


Bagian Bagian Kujang

 

  1. Papatuk (Congo), bagian ujung kujang yang runcing, gunanya untuk menoreh atau mencungkil.
  2. Eluk (Siih), lekukan-lekukan atau gerigi pada bagian punggung kujang sebelah atas, gunanya untuk mencabik-cabik perut musuh.
  3. Waruga, nama bilahan (badan) kujang.
  4. Mata, lubang-lubang kecil yang terdapat pada bilahan kujang yang pada awalnya lubang- lubang itu tertutupi logam (biasanya emas atau perak) atau juga batu permata. Tetapi kebanyakan yang ditemukan hanya sisasnya berupa lubang lubang kecil. Gunanya sebagai lambang tahap status si pemakainya, paling banyak 9 mata dan paling sedikit 1 mata, malah ada pula kujang tak bermata, disebut “Kujang Buta”.
  5. Pamor, garis-garis atau bintik-bintik pada badan kujang disebut Sulangkar atau Tutul, biasanya mengandung racun, gunanya selain untuk memperindah bilah kujangnya juga untukmematikan musuh secara cepat.
  6. Tonggong, sisi yg tajam di bagian punggung kujang, bisa untuk mengerat juga mengiris.
  7. Beuteung, sisi yang tajam di bagian perut kujang, gunanya sama dengan bagian punggungnya.
  8. Tadah, lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang, gunanya untuk menangkis dan melintir senjata musuh agar terpental dari genggaman.
  9. Paksi, bagian ekor kujang yang lancip untuk dimasukkan ke dalam gagang kujang.
  10. Combong, lubang pada gagang kujang, untuk mewadahi paksi (ekor kujang).
  11. Selut, ring pada ujung atas gagang kujang, gunanya untuk memperkokoh cengkeraman gagang kujang pada ekor (paksi).
  12. Ganja (landéan); nama khas gagang (tangkai) kujang.
  13. Kowak (Kopak), nama khas sarung kujang.
Di antara bagian-bagian kujang tadi, ada satu bagian yang memiliki lambang “ke-Mandalaan”, yakni mata yang berjumlah 9 buah. Jumlah ini disesuaikan dengan banyaknya tahap Mandala Agama Sunda Pajajaran yang juga berjumlah 9 tahap, di antaranya (urutan dari bawah): Mandala Kasungka, mandala Parmana, Mandala Karna, Mandala Rasa, Mandala Séba, Mandala Suda, Jati Mandala, Mandala Samar, Mandala Agung. Mandala tempat siksaan bagi arwah manusia yang ketika hidupnya bersimbah noda dan dosa, disebutnya Buana Karma atau Jagat Pancaka, yaitu Neraka.

 

Sejarah Perkembangan Kujang


Kujang sangat identik dengan Sunda Pajajaran masa silam. Sebab, alat ini berupa salah sastu aspek identitas eksistensi budaya Sunda kala itu. Namun, dari telusuran kisah keberadaannya tadi, sampai sekarang belum ditemukan sumber sejarah yang mampu memberitakan secara jelas dan rinci. Satu-satunya sumber berita yang dapat dijadikan pegangan (sementara) yaitu lakon-lakon pantun.

Sebab dalam lakon-lakon pantun itulah kujang banyak disebut-sebut. Di antara kisah-kisah pantun yang terhitung masih lengkap memberitakan kujang, yaitu pantun (khas) Bogor sumber Gunung Kendeng sebaran Aki Uyut Baju Rambeng.

Pantun Bogor ini sampai akhir abad ke-19 hanya dikenal oleh warga masyarakat Bogor marginal (pinggiran), yaitu masyarakat pedesaan. Mulai dikenalnya oleh kalangan intelektual, setelahnya tahun 1906 C.M. Pleyte (seorang Belanda yang besar perhatiannya kepada sejarah Pajajaran) melahirkan buku berjudul Moending Laja Di Koesoemah, berupa catatan pribadinya hasil mendengar langsung dari tuturan juru pantun di daerah Bogor sebelah Barat dan sekitarnya.

Pemberitaan tentang kujang selalu terselip hampir dalam setiap lakon dan setiap episode kisah serial Pantun Bogor, baik fungsi, jenis, dan bentuk, para figur pemakainya sampai kepada bagaimana cara menggunakannya. Malah ungkapan-ungkapan konotatif yang memakai kujang-pun tidak sedikit.

Contoh kalimat gambaran dua orang berwajah kembar; “Badis pinang nu munggaran, rua kujang sapaneupaan” atau melukiskan seorang wanita; “Mayang lenjang badis kujang, tembong pamor tembong eluk tembong combong di ganjana” dsb. Demikian pula bendera Pajajaran yang berwarna “hitam putih” juga diberitakan bersulamkan gambar kujang “Umbul-umbul Pajajaran hideung sawaréh bodas sawaréh disulaman kujang jeung pakujajar nu lalayanan”.

Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.

Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda, Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru kujang tersebut seperti yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12.

Sejak sirnanya Kerajaan Pajajaran sampai sekarang, kujang masih banyak dimiliki oleh masyarakat Sunda, yang fungsinya hanya sebagai benda obsolete tergolong benda sejarah sebagai wahana nostalgia dan kesetiaan kepada keberadaan leluhur Sunda pada masa jayanya Pajajaran, di samping yang tersimpan di museum-museum.

Pengabadian kujang lainnya, banyak yang menggunakan gambar bentuk kujang pada lambang-lambang daerah, pada badge badge organisasi kemasyarakatan atau ada pula kujang-kujang tempaan baru (tiruan), sebagai benda aksesori atau cenderamata.

Selain keberadaan kujang seperti itu, di kawasan Jawa Barat dan Banten masih ada komunitas yang masih akrab dengan kujang dalam pranata hidupnya sehari-hari, yaitu masyarakat Sunda “Pancer Pangawinan” (tersebar di wilayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak – Provinsi Banten, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi – Provinsi Jawa Barat). Dan masyarakat “Sunda Wiwitan Urang Kanékés” (Baduy) di Kabupaten Lebak – Provinsi Banten.

Dalam lingkungan budaya hidup mereka, tiap setahun sekali kujang selalu digunakan pada upacara “Nyacar” (menebangi pepohonan untuk lahan ladang). Patokan pelaksanaannya yaitu terpatri dalam ungkapan “Unggah Kidang Turun Kujang”, artinya jika bintang Kidang telah muncul di ufuk Timur di kala subuh, pertanda musim “Nyacar” sudah tiba, kujang (Kujang Pamangkas) masanya digunakan sebagai pembuka kegiatan “Ngahuma” (berladang).

 

Bentuk dan Jenis Kujang serta Fungsinya


Pada zaman masih jayanya kerajaan Pajajaran, kujang terdiri dari beberapa bentuk, di antaranya:
  1. Kujang Ciung, yaitu kujang yang bentuknya dianggap menyerupai burung Ciung.
  2. Kujang Jago, kujang yang bentuknya menyerupai ayam jago.
  3. Kujang Kuntul, kujang yang menyerupai burung Kuntul.
  4. Kujang Bangkong, kujang yang menyerupai bangkong (kodok).
  5. Kujang Naga, kujang yang bentuknya menyerupai naga.
  6. Kujang Badak, kujang berbadan lebar dianggap seperti badak.
  7. Kudi, perkakas sejenis kujang.
Berdasarkan jenisnya, kujang memiliki fungsi sebagai:
  1. Kujang Pusaka, yaitu kujang sebagai lambang keagungan seorang raja atau pejabat kerajaan lainnya dengan kadar kesakralannya sangat tingi seraya memiliki tuah dan daya gaib tinggi.
  2. Kujang Pakarang, yaitu kujang untuk digunakan sebagai alat berperang dikala diserang musuh.
  3. Kujang Pangarak, yaitu kujang bertangkai panjang seperti tombak sebagai alat upacara.
  4. Kujang Pamangkas, kujang sebagai alat pertanian (perladangan).

 

Kelompok Pemakai Kujang


Meskipun perkakas kujang identik dengan keberadaan Kerajaan Pajajaran pada masa silam, namun berita Pantun Bogor tidak menjelaskan bahwa alat itu dipakai oleh seluruh warga masyarakat secara umum. Perkakas ini hanya digunakan oleh kelompok tertentu, yaitu para raja, prabu anom (putera mahkota), golongan pangiwa, golongan panengen, golongan agama, para puteri serta kaum wanita tertentu, para kokolot.

Sedangkan rakyat biasa hanya menggunakan perkakas-perkakas lain seperti golok, congkrang, sunduk, dsb. Kalaupun di antaranya ada yang menggunakan kujang, hanya sebatas kujang pamangkas dalam kaitan keperluan berladang.

Setiap menak (bangsawan), para pangagung (pejabat negara) sampai para kokolot, dalam pemilikan kujang, tidak sembarangan memilih bentuk. Namun, hal itu ditentukan oleh status sosialnya masing-masing. Bentuk kujang untuk para raja tidak boleh sama dengan milik balapati. Demikian pula, kujang milik balapati mesti berbeda dengan kujang miliknya barisan pratulup, dan seterusnya.
  1. Kujang Ciung mata-9, hanya dipakai khusus oleh Raja;
  2. Kujang Ciung mata-7, dipakai oleh Mantri Dangka dan Prabu Anom;
  3. Kujang Ciung mata-5, dipakai oleh Girang Seurat, Bupati Pamingkis,dan para Bupati Pakuan;
  4. Kujang Jago, dipakai oleh Balapati, para Lulugu, dan Sambilan;
  5. Kujang Kuntul, dipakai oleh para Patih (Patih Puri, Patih Taman, Patih Tangtu Patih Jaba, dan Patih Palaju), juga digunakan oleh para Mantri (Mantri Majeuti, Mantri Paséban, Mantri Layar, Mantri Karang, dan Mantri Jero).
  6. Kujang Bangkong, dipakai oleh Guru Sekar, Guru Tangtu, Guru Alas, Guru Cucuk;
  7. Kujang Naga, dipakai oleh para Kanduru, para Jaro, Jaro Awara, Tangtu, Jaro Gambangan;
  8. Kujang Badak, dipakai oleh para Pangwereg, para Pamatang, para Palongok, para Palayang, para Pangwelah, para Bareusan, parajurit, Paratulup, Sarawarsa, para Kokolot.
Selain diperuntukkan bagi para pejabat tadi, kujang digunakan pula oleh kelompok agama, tetapi kesemuanya hanya satu bentuk yaitu Kujang Ciung, yang perbedaan tahapannya ditentukan oleh banyaknya “mata”. Kujang Ciung bagi peruntukan Brahmesta (pendeta agung negara) yaitu yang bermata-9, sama dengan peruntukan raja. Kujang Ciung bagi para Pandita bermata-7, para Geurang Puun, Kujang Ciung bermata-5, para Puun Kujang Ciung bermata-3, para Guru Tangtu Agama dan para Pangwereg Agama Kujang Ciung bermata-1.

Di samping masing-masing memiliki kujang tadi, golongan agama menyimpan pula Kujang Pangarak, yaitu kujang yang bertangkai panjang yang gunanya khusus untuk upacara-upacara sakral seperti Upacara Bakti Arakana, Upacara Kuwera Bakti, dsb., malah kalau dalam keadaan darurat, bisa saja dipakai untuk menusuk atau melempar musuh dari jarak jauh. Tapi fungsi utama seluruh kujang yang dimiliki oleh golongan agama, sebagai pusaka pengayom kesentosaan seluruh isi negara.

Kelompok lain yang juga mempunyai kewenangan memakai kujang yaitu para wanita Menak (Bangsawan) Pakuan dan golongan kaum wanita yang memiliki fungsi tertentu, seperti para Puteri Raja, para Puteri Kabupatian, para Ambu Sukla, Guru Sukla, para Ambu Geurang, para Guru Aés, dan para Sukla Mayang (Dayang Kaputrén). Kujang bagi kaum wanita ini, biasanya hanya terdiri dari Kujang Ciung dan Kujang Kuntul. Hal ini karena bentuknya yang langsing, tidak terlalu “galabag” (berbadan lebar”, dan ukurannya biasanya lebih kecil dari ukuran kujang kaum pria
.
Untuk membedakan status pemiliknya, kujang untuk kaum wanita pun sama dengan untuk kaum pria, yaitu ditentukan oleh banyaknya mata, pamor, dan bahan yang dibuatnya. Kujang untuk para puteri kalangan menak Pakuan biasanya kujang bermata-5, Pamor Sulangkar, dan bahannya dari besi kuning pilihan. Sedangkan (kujang) wanita fungsi lainnya kujang bermata-3 ke bawah malah sampai Kujang Buta, Pamor Tutul, bahannya besi baja pilihan.

Kaum wanita Pajajaran yang bukan menak tadi, di samping menggunakan kujang ada pula yang memakai perkakas “khas wanita” lainnya, yaitu yang disebut Kudi, alat ini kedua sisinya berbentuk sama, seperti tidak ada bagian perut dan punggung, juga kedua sisinya bergerigi seperti pada kujang, ukurannya rata-rata sama dengan ukuran “Kujang Bikang” (kujang pegangan kaum wanita), langsing, panjang kira-kira 1 jengkal termasuk tangkainya, bahannya semua besi-baja, lebih halus, dan tidak ada yang memamai mata.

 

Proses Pembuatan Kujang


Pada zamannya Kerajaan Pajajaran Sunda masih jaya, setiap proses pembuatan benda-benda tajam dari logam termasuk pembuatan senjata kujang, ada patokan-patokan tertentu yang harus dipatuhi, di antaranya:

1. Patokan Waktu
Mulainya mengerjakan penempaan kujang dan benda-benda tajam lainnya, ditandai oleh munculnya Bintang Kerti, hal ini terpatri dalam ungkapan “Unggah kidang turun kujang, nyuhun kerti turun beusi”, artinya ‘Bintang Kidang mulai naik di ufuk Timur waktu subuh, pertanda masanya kujang digunakan untuk “nyacar” (mulai berladang). Demikian pula jika Bintang Kerti ada pada posisi sejajar di atas kepala menyamping agak ke Utara waktu subuh, pertanda mulainya mengerjakan penempaan benda-benda tajam dari logam (besi-baja)’. Patokan waktu seperti ini, kini masih berlaku di lingkungan masyarakat “Urang Kanékés” (Baduy).

2. Kesucian “Guru Teupa” (Pembuat Kujang)
Seorang Guru Teupa (Penempa Kujang), waktu mengerjakan pembuatan kujang mesti dalam keadaan suci, melalui yang disebut “olah tapa” (berpuasa). Tanpa syarat demikian, tak mungkin bisa menghasilkan kujang yang bermutu. Terutama sekali dalam pembuatan Kujang Pusaka atau kujang bertuah. Di samping Guru Teupa mesti memiliki daya estetika dan artistika tinggi, ia mesti pula memiliki ilmu kesaktian sebagai wahana keterampilan dalam membentuk bilah kujang yang sempurna seraya mampu menentukan “Gaib Sakti” sebagai tuahnya.

3. Bahan Pembuatan Kujang
Untuk membuat perkakas kujang dibutuhkan bahan terdiri dari logam dan bahan lain sebagai pelengkapnya, seperti:
  1. Besi, besi kuning, baja, perak, atau emas sebagai bahan membuat waruga (badan kujang) dan untuk selut (ring tangkai kujang).
  2. Akar kayu, biasanya akar kayu Garu-Tanduk, untuk membuat ganja atau landean (tangkai kujang). Akar kayu ini memiliki aroma tertentu.
  3. Papan, biasanya papan kayu Samida untuk pembuatan kowak atau kopak (sarung kujang). Kayu ini pun memiliki aroma khusus.
  4. Emas, perak untuk pembuatan “mata” atau “pamor” kujang pusaka ataukujang para menak Pakuan dan para Pangagung tertentu. Selain itu, khusus untuk “mata” banyak pula yang dibuat dari batu permata yang indah-indah.
  5. Peurah” (bisa binatang) biasanya “bisa Ular Tiru”, “bisa Ular Tanah”, “Bisa Ular Gibug”, ”bisa Kelabang” atau “bisa Kalajengking”. Selain itu digunakan pula racun tumbuh-tumbuhan seperti ”getah akar Leteng” “getah Caruluk” (buah Enau) atau “serbuk daun Rarawea”, dsb. Gunanya untuk ramuan pelengkap pembuatan “Pamor”. Kujang yang berpamor dari ramuan racun-racun tadi, bisa mematikan musuh meski hanya tergores.
  6. Tuah “Gaib Sakti” sebagai isi, sehingga kujang memiliki tuah tertentu. Gaib ini terdiri dari yang bersifat baik dan yang bersifat jahat, bisa terdiri dari gaib Harimau, gaib Ulat, gaib Ular, gaib Siluman, dsb. Biasanya gaib seperti ini diperuntukan bagi isi kujang yang pamornya memakai ramuan racun sebagai penghancur lawan. Sedangkan untuk Kujang Pusaka, gaib sakti yang dijadikan isi biasanya para arwah leluhur atau para “Guriyang” yang memiliki sifat baik, bijak, dan bajik.
4. Tempat (Khusus) Pembuatan Kujang
Tempat untuk membuat benda-benda tajam dari bahan logam besi-baja, baik kudi, golok, sunduk, pisau, dsb. Dikenal dengan sebutan Gosali, Kawesen, atau Panday. Tempat khusus untuk membuat (menempa) perkakas kujang disebut Paneupaan.

Dari bentuk senjata Kujang yang unik, terdapat makna dan filosofi yang bisa dijadikan pegangan hidup. Ulasannya bisa dilihat dari gambar di bawah ini








Artikel ini dikutip dari berbagai sumber 
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

×::Get This::