Saturday 4 April 2015

Video Game Mampu Pengasah Keahlian, Tapi Bisa Membahayakan

"Dua penelitian mengungkapkan hasil berbeda soal pengaruh video game"


Kabar baik dan kabar buruk bagi orangtua yang memiliki anak pencinta game. Penelitian terbaru menunjukkan bermain game meningkatkan keterampilan visual dan kognitif. Tapi kabar buruknya, kelebihan bermain game akan berdampak pada masalah perilaku.

Para peneliti di Brown University menemukan game tidak hanya meningkatkan keterampilan visual, tetapi juga dapat memperbaiki kemampuan belajar keterampilan tersebut.

"Ditemukan bahwa pelatihan visual yang sering diterima gamer saat bermain game selama bertahun-tahun bisa mengasah mekanisme konsolidasi di otak, terutama untuk keterampilan yang dikembangkan secara visual," tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan di PLoS One, sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Public Library of Science seperti dikutip dream.co.id dari laman Alarabiya, Sabtu, 4 April 2015.

Masih banyak yang memandang game sebagai aktivitas yang tak berguna. Padahal beberapa riset menunjukkan kebalikannya.

"Jika game bisa memperbaiki fungsi kognitif, mungkin sebagai masyarakat, kita dapat merangkul teknologi dan media yang lebih baru secara positif," kata Aaron Berard, salah seorang peneliti.

Namun para peneliti menegaskan bahwa penelitian ini tidak selalu membuktikan apakah bermain game meningkatkan kemampuan belajar atau apakah orang-orang dengan kemampuan bawaan menjadi gamer bisa mengambil manfaat dari bermain game.

Sementara itu, dalam penelitian terpisah di Oxford University, peneliti menawarkan pandangan beragam soal apakah game berbahaya bagi anak-anak.

Para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak yang bermain game selama lebih dari tiga jam sehari cenderung untuk menjadi hiperaktif, terlibat dalam perkelahian dan tidak tertarik pada sekolah.

Tetapi tim Oxford menemukan bahwa masalah tersebut terkait dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game daripada jenis permainan yang dimainkan. Tim juga tidak menemukan hubungan antara bermain game kekerasan dengan aktivitas kehidupan nyata atau kinerja akademik anak.

Mereka juga menemukan bermain game selama kurang dari satu jam sehari mungkin positif untuk perilaku anak-anak.

"Hasil ini menyoroti bahwa bermain game mungkin cara anak-anak bermain dalam era digital dengan manfaatnya yang bisa dirasakan saat bermain game daripada media game itu sendiri menjadi faktor yang signifikan," kata Allison Mishkin, salah satu penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Popular Media Culture.

0 komentar:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

×::Get This::